Ilustrasi Menjadi
Muslimah Idaman Sepanjang Zaman
(Foto: XEROXXI) |
Menjadi muslimah idaman
sepanjang zaman? Mengapa
tidak! Sudah
tidak asing lagi, hal yang paling menarik dan tidak bosan untuk menjadi bahan
perbincangan nyata maupun implisit sepanjang zaman adalah wanita. Al-Qur’an
juga banyak membahas tentang kehidupan wanita. Bahkan, Allah mengabadikan
sebuah surat secara khusus tentang wanita yang dapat dijadikan sebagai tuntunan
dalam memperlakukan wanita.
Wanita diciptakan oleh
Allah identik dengan keindahan dan kecantikan. Kecantikan tersebut dibagi
menjadi dua bagian, yakni kecantikan lahir
dan kecantikan bathin.
Kecantikan lahir biasanya disebut kecantikan yang tampak pada diri seorang
perempuan meliputi fisik yang indah dipandang, suara yang merdu serta
kelebihan-kelebihan yang tampak pada diri seseorang. Sedangkan kecantikan bathin biasa disebut
kecantikan yang terpancar dari dalam jiwa wanita meliputi akhlak dan perilaku
yang mulia, sikap lembut dan tutur kata yang sopan.
Fitrah wanita memang
cantik, sehingga untuk mengurangi fitnah karena fitrahnya selayaknya mengenakan
hijab dan
berperilaku pantas (akhlak
al-karimah).
Segala sesuatu di bumi ini
diciptakan berpasangan, begitu pula dengan wanita, ada segolongan dari mereka
yang menjadi wanita idaman, ada juga yang termasuk ke dalam wanita yang tidak
diidamkan oleh pria. Wanita bisa disebut sebagai pusat kehidupan di dunia ini,
karena amanah agung dan mulia yang dititipkan kepadanya, yakni melahirkan
generasi penerus adalah salahsatu kebesaran Allah.
Dengan demikian, sudah
sepantasnya kita sebagai wanita memiliki kesadaran penuh akan hal tersebut.
Mengingat status kita sebagai umat Islam juga harus senantiasa menjadi teladan
yang baik bagi orang lain, baik dalam bersikap, bertutur kata dan menentukan
pola pikir. Kita tidak akan selamanya hidup individual, suatu saat kita akan
berperan sebagai seorang istri dan ibu dari putra-putri kita.
Jauh sebelum adanya
emansipasi wanita, seringkali orang mengatakan bahwa tugas seorang perempuan
hanya terpaku pada tiga tempat, yakni dapur, tempat tidur dan sumur sehingga
alasan-alasan ini yang menyebabkan timbulnya emansipasi wanita. Mengingat
pentingnya peran seorang perempuan dalam kehidupan, karena perempuan tersebut
tidak hanya menjadi individu mandiri saja, melainkan akan menjadi seorang istri
dan ibu bagi putra-putrinya kelak.
Seiring berkembangnya
pemikiran dan peradaban, sudut pandang manusia terhadap wanita juga mengalami
perubahan. Manusia tidak lagi memandang kaum hawa dari satu sisi saja, tetapi
memandang dari berbagai sisi yang utuh, misalnya memandang dari sisi
kecerdasan, kecantikan, akhlak dan semangat spiritual atau keagamaan mereka.
Dewasa ini, memang banyak
sekali anggapan bahwa ruang gerak muslimah itu terbatas. Akan tetapi, sebagai
seorang muslimah yang memiliki semangat tinggi, hendaknya kita menyadari bahwa
apa yang kita lakukan hari ini akan memberikan dampak bagi generasi baru yang
lahir, jadi sudah sepatutnya kita menjadi panutan yang baik untuk mereka. Kita
harus mampu menjadikan iman dan akhlak sebagai fondasi yang kokoh dalam
membekali generasi penerus kita kelak.
Berbicara panutan dan
idola, kita tahu bahwa setiap orang memiliki idola masing-masing. Ada yang
mengidolakan artis, penyanyi, pemain sepak bola, politikus, penulis dan lain
sebagainya. Akan tetapi, ada beberapa hal negatif yang sangat fatal jika kita
tidak pandai memilah dan memilih sikap.
Salah satu contohnya yaitu
ketika ada seorang penggemar yang meng-copy-paste
perilaku idolanya yang jelas-jelas bertentangan dengan nilai
moralitas tanpa mengindahkan dampak yang akan diterima, padahal Islam mempunyai
banyak figure
yang mutlak menjadi teladan seutuhnya bagi kehidupan mereka.
Islam hadir untuk mengasah
kembali sifat dan sikap mulia seorang wanita, melalui pengorbanan yang mengagumkan
dan ketulusan yang menakjubkan hingga akhirnya mereka mampu memperkenalkan
muslimah (khususnya) untuk menjadi contoh dan teladan. Khadijah binti Khuwailid
adalah salahsatu contoh terbaik yang mampu berkorban dan membantu dengan tulus
Rasulullah SAW hingga akhir hayat.
Al-Qur’an sebagai pedoman
hidup umat Islam banyak memberikan gambaran tentang siapa sosok yang harus
menjadi idola sejati. Salah satu figure
idola muslimah yang patut diteladani adalah Aisha yang tidak lain merupakan
istri dari Rasulullah. Sosok yang cerdas, shalihah, tekun dan simpatik tersebut
juga dikenal dengan julukan Khumairah.
Julukan Khumairah menandakan
bahwa sosok muslimah itu harus selalu terlihat cantik. Cantik di sini tidak
hanya mengacu pada fisik saja, melainkan cantik secara dhahiriah juga sangat
diutamakan. Tidak sedikit dari kalangan sahabat yang memuji dan mengagumi
pribadi Aisha. Bahkan Ali yang notabene sebagai menantu Rasulullah dan rival
berat Aisha mengakui bahwa perempuan tersebut merupakan pakar ilmu hadits dan
hukum.
Menjadi muslimah yang ideal
adalah dambaan setiap perempuan muslim, tapi tidak semua muslimah bisa
mendapatkan predikat tersebut, karena tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Banyak hal yang harus dilakukan dalam proses pencapaiannya. Tidak dipungkiri
bahwa menjadi seorang muslimah idaman memerlukan upaya-upaya khusus, salah
satunya adalah menjaga ke-istiqamah-an
dalam hidup.
Dalam prosesnya, memang
tidak selalu berjalan mulus, karena tidak sedikit kita temukan masalah-masalah
seputar muslimah di dunia. Ironisnya, permasalahan tersebut masih dipandang
sebelah mata. Orang-orang menganggap bahwa masalah ini hanya milik para
perempuan muslim saja, bukan untuk umum. Padahal permasalahan-permasalah
yang datang bersifat krusial dan terkadang sulit menemukan titik temu, sebab
kasus-kasus yang ada merupakan masalah lama yang terjadi berulang-ulang. Butuh
kerjasama yang baik untuk menyelesaikannya.
Muslimah idaman akan selalu
memperhatikan posisinya dalam menjalankan amanah sesuai dengan peran dan
fungsinya. Misalnya, ketika ia sedang berperan sebagai seorang istri, maka ia
harus mampu memuliakan dan menghargai suaminya, karena hakikatnya ia telah
diciptakan dari tulang rusuk pria dan hidup di bawah naungan kepemimpinan pria.
Memelihara sifat-sifat baik seperti lemah lembut, sabar, teguh pada janji,
rajin, rapi dan penuh perhatian dalam kehidupan sehari-hari adalah kebiasaan
positif yang harus di-istiqamah-kan,
karena dengan sifat-sifat ini wanita bisa menjelma menjadi ratu di singgasana
hati suaminya kelak.
Tegar dalam menghadapi
cobaan hidup dan menunjukkan semangat yang tinggi juga merupakan kriteria
muslimah idaman. Mereka selalu memiliki semangat untuk mengubah diri menjadi
lebih baik. Muslimah idaman selalu memiliki banyak harapan dan impian yang
ingin diwujudkan, karena bagi mereka setiap langkah ke depan adalah hal baru
yang akan memberikan manfaat, baik pribadi maupun untuk kepentingan umat.
Sudah seyogianya kita andil
dalam memikirkan masalah-masalah umat dan membantu memberikan solusi untuk
mereka, karena panduan solusi yang tepat pun sudah jelas ada dalam Al-Qur’an
yang tidak lain adalah kitab suci umat Islam itu sendiri. Kita harus bisa
bangkit dari keterpurukan agar masa kejayaan umat Islam di masa lalu dapat kita
raih kembali. Bukan sebalikya malah kita yang menjadi penyebab timbulnya
permasalahan bahkan sampai pada kerusakan di muka bumi.
Jadi, sudah saatnya kita
buktikan pada dunia bahwa menjadi muslimah bukan berarti mundur dari perjuangan
menebar manfaat dan kebaikan kepada sesama. Tantangan yang datang kita anggap
sebagai musim dingin yang dapat kita lewati dengan menggunakan jaket hangat,
karena tantangan tidak akan hilang dan pergi jika hanya dihindari dengan
mengeluh saja, melainkan harus dihadapi dengan bijak agar kita bisa belajar
untuk memperbaiki diri.
Tidak hanya keelokan wajah
yang dapat disebut sebagai muslimah idaman, tetapi kecantikan hati dan akhlak
yang disandangnya lebih mulia dan utama, karena kecantikan tersebut murni
datang dari dalam jiwa sehingga mampu menentramkan hati dan menyejukkan mata. So, show up your bright!