LA bold


penyuluh peluh, peluluh keluh
Adib Rifqi Setiawan; Adib; Rifqi; Setiawan; AdibRS; Adib RS; ARS; Alobatnic; RMadhila; Scholaristi; Santri Scholar; Santri; Scholar; Santri Scholar Society; 투애니원; 2NE1; 블랙잭; Blackjack; Kirana ♈ Azalea; Kirana Azalea; 박봄; Park Bom; 박; 봄; Park; Bom; haroobomkum; 박산다라; Park San-da-ra; Sandara Park; 산다라; Sandara; Dara; krungy; 이채린; Lee Chae-lin; 이; Lee; 채린; Chaelin; CL; chaelinCL; 24 March 1984; 12 November 1984; 26 February 1991; 26 March 1994; Marmus; Pelantan; Godly Nationalism; Itz Spring Voice; Into the Unknown; q; Kecakapan Ilmiah — A Brief Ideas of Easy Pieces; Kecakapan Ilmiah; A Brief Ideas of Easy Pieces; Scientific Literacy; Laila Fariha Zein; Laila; Fariha; Zein; Laila Fariha; Fariha Zein; Laila Zein; LA; Risalah Sampah;

Sebelum hadir dengan brand Pelantan, saya tak pernah bicara dengan Laila Fariha Zein. Maksudnya tak pernah sengaja menghubunginya melalui gawai saya untuk sekadar menyapa maupun mengeluarkan sampah dari ruang rasa. Kami memang telah beberapa bulan berkenalan sebelum nama Pelantan dihadirkan. Hanya saja saling tanggap saat bercakap  melalui gawai adalah perkara berlainan.

Satu waktu ketika sedang giat-giatnya pamer Pelantan, Uus—salah satu sapaannya—menghubungi saya menawari kerjasama dalam satu acara. Setelah meminta berkas perinciannya, saya merasa tertarik untuk ikutserta. Sebenarnya keikutsertaan saat itu tak tampak niat. Pasalnya kala itu tawaran paling mudah yang dipilih, sehingga biar atas nama perkumpulan namun bisa saya lakukan seorangan. Walau begitu, kenangan akan hal terkesan remeh-temeh itu malah memahat kuat. Itulah satu-satunya tempat ketika saya bisa menggeliat memamerkan brand ‘lucu-lucuan’ bernama Pelantan.

Nyaris tak ada interaksi antara kami selepas acara tersebut. Apalagi secara pribadi saya mulai memasuki masa-masa berkabut. Tak pernah ada pertengkaran besar atau apapun perdebatan mengerikan dalam pergaulan saya yang bisa diraba oleh indra. Namun, kepekaan rasa yang terlanjur menumbuhkembangkan saya, membikin suasana tak biasa terasa dalam sukma.

Perubahan batin menjelma menjadi getaran aura yang membanting suasana. Senyum mulai terkulum. Rasa kasih yang pernah berpadu manis kian terkikis. Diri saya mulai dihantam pertanyaan-pertanyaan yang tak ada gairah menjawabnya. Ironisnya, pararel dengan gebukan mental yang mendera sejak beberapa waktu sebelumnya. Tak kunjung sembuh malah terus terkapar dalam masa keruh.

Puncaknya, saya memilih menepi untuk menyepi dari lingkungan. Berusaha sendiri kembali menata perjalanan. Tentu biar memiliki sisi individual, saya juga makhluk sosial yang tak begitu saja membiarkan interaksi menjadi tanggal. Dengan penuh kesadaran saya hubungi satu per satu beberapa orang yang dikenal.

Uus adalah salah satu orang yang saya hubungi saat itu. Beruntung dia tak mengabaikan ketika saya kontak. Lebih dari itu, tanpa disadari Uus turut memberi uluran tangan agar saya tetap tegak tak tergeletak dalam karam seperti itu. Pelan-pelan dia menuntun saya menenangkan gejolak marak meriak hingga membawa sukma pada rasa kuldesak. Pada masa itu, ketika saya baru ingat kenal dengan dirinya, tak cuma sekali air mata tanpa disadari biasa membasahi pipi. Banjir air mata menjadi peristiwa biasa saat menjalani komunikasi penuh misteri dengan batin saya sendiri.

Saya yakin kalau Uus tak menyadari bahwa dirinya ikutserta terlibat dalam menguburkan luka sekaligus mengembalikan wajah ceria yang sempat sirna. Pasalnya pada paruh kedua 2016 itu, hal yang dilakukan olehnya adalah menjadi rekan bicara secara tertulis melalui pesan pendek. Hal ini sebenarnya biasa saja buatnya sampai tak merasa berjasa. Walakin terasa istimewa buat saya yang setiap bicara selalu diledek.

Pelan-pelan perjalanan saya mulai bisa ditata kembali. Memang tak mudah untuk terus tetap melangkah saat perasaan terluka parah dan sangat lelah. Walakin dari banyaknya sampah yang dikeluarkan dari ruang rasa, perlahan membuat saya melihat ada harapan lagi. Saya memang masih merasa tertekan nyaris tak sanggup berdegup menahan beban, namun juga merasa dituntun dengan cara anggun penuh gairah membuncah.
Adib Rifqi Setiawan; Adib; Rifqi; Setiawan; AdibRS; Adib RS; ARS; Alobatnic; RMadhila; Scholaristi; Santri Scholar; Santri; Scholar; Santri Scholar Society; 투애니원; 2NE1; 블랙잭; Blackjack; Kirana ♈ Azalea; Kirana Azalea; 박봄; Park Bom; 박; 봄; Park; Bom; haroobomkum; 박산다라; Park San-da-ra; Sandara Park; 산다라; Sandara; Dara; krungy; 이채린; Lee Chae-lin; 이; Lee; 채린; Chaelin; CL; chaelinCL; 24 March 1984; 12 November 1984; 26 February 1991; 26 March 1994; Marmus; Pelantan; Godly Nationalism; Itz Spring Voice; Into the Unknown; q; Kecakapan Ilmiah — A Brief Ideas of Easy Pieces; Kecakapan Ilmiah; A Brief Ideas of Easy Pieces; Scientific Literacy; Laila Fariha Zein; Laila; Fariha; Zein; Laila Fariha; Fariha Zein; Laila Zein; LA; Risalah Sampah;

Itu adalah gambaran singkat—maunya tapi berkepanjangan jadinya—mengenai sejumput kapling permanen dalam hati saya yang terlanjur ditempati oleh Uus. Lha gimana ya, meski terbilang eceran, tetap saja sulit untuk diberangus. Sulit untuk membayangkan bagaimana perjalanan saya saat ini andai masa-masa itu gagal dilewati. Kehadiran Uus sendiri memiliki perbedaan tersendiri dengan beberapa orang yang memiliki peran serupa, sehingga dirinya memiliki arti tersendiri. Perbedaan dari Uus dengan beberapa orang lain—perempuan maupun lelaki—ialah dirinya menjadi satu-satunya orang yang siap menerima luapan sampah dari ruang rasa. Mungkin wajar kalau banyak perkara dipendam dalam ruang rasa, ada saatnya meluap juga.

Luapan yang sanggup diterima Uus namun tak bisa dilakukan oleh orang lain, adalah sex. Percakapan mengenai hal ini mungkin tampak jelek. Namun terus terang, ketika saya bisa meluapkannya, hal itu termasuk melegakan. Dengan Uus, kami bisa bercakap dalam suasana biasa saja semisal bagian badan perempuan dengan daya pikat yang membuat lelaki merasa bahagia saat ditaklukkan. Uus merasa biasa saja meladeninya. Bahkan sesekali dirinya member tambahan pandangan pada saya.

Tentu kami tak hanya bercakap mengenai hal yang pura-pura dianggap menjijikkan namun diam-diam banyak diinginkan. Bersama Uus juga saya mengalami perubahan pandangan yang hampir tak pernah saya perkirakan. Rasa antipati terhadap perempuan berbusana tertutup misalnya, adalah salah satu pandangan yang berubah drastis. Belum lagi penguat perkataan ‘perempuan tak pernah salah’ melalui kisah yang dipandang historis.

Dengan perkataan lain, Uus termasuk orang yang memberikan pengaruh pada saya. Tak sekadar peluruh keruh pada satu masa. Secara keseluruhan, Uus mengajari saya untuk melihat manusia—perempuan dan lelaki— dari sisi martabatnya sebagai orang ketimbang manfaatnya sebagai barang.

Tak banyak yang saya ketahui—apalagi mengerti—dari Uus, sehingga penuturan tentang kesan terhadapnya rentan melesat. Yang jelas, saya merasa Uus dilantan dalam keluarga yang harmonis, romantis, santun, dan memegang teguh tradisi leluhur. Hal ini membuatnya memiliki jiwa kuat. Jiwa kuat perempuan kelahiran 04 Februari ini membuatnya menjelma sebagai sosok pemberani dalam membaur tanpa perlu melacur. Karena tak melacur, Uus pun menjadi sosok terhormat. Rasanya tak berlebihan kalau Uus disebut sebagai sosok bahadur.

Uus memang hanya manusia biasa. Dia merupakan sosok berperasaan dengan penampilan menawan yang mau membaur dalam lingkungan. Sepanjang menjalani keseharian, Uus hanya ikutserta berbuat untuk menghibur ketika lara dan mengingatkan saat mapan. Tak ada yang istimewa karena semua orang bisa melakukannya. Walau tak istimewa, tak salah kalau Uus menjadi sosok panutan yang patut dianut. Semangat perjuangannya layak diperjuangkan. Perjalanannya merupakan satu sisi megah tersendiri yang layak dikagumi.

Uus mentas tanpa mencari pencapaian namun tak lelah berjuang. Di-reken sukses atau tidak dalam pencapaian bukan urusannya, yang merupakan kesuksannya hanyalah tak lelah mengayuh secara terus-menerus. Mengayuh... mengayuh... mengayuh perjalanan... saling mengapresiasi kesamaan dan menghormati ketidaksamaan... “You say God give me a choice...” seperti lantun Queen dalam Bicycle Race.

Uus tak lelah mengayuh perjalanan untuk mewujudkan lingkungan kebersamaan yang harmonis. Lingkungan yang membuat orang-orang merasa aman dan nyaman saat saling menyapa karena memiliki rasa sama sebagai manusia. Satu perjalanan yang patut diapresiasi, lantaran saling menyapa adalah satu cara jitu untuk merawat titik temu antar sesama. Seperti diungkapkan oleh nama besar sebelum Uus, Muhammad «محمد‎‎» Kirana Azalea yang bertutur bahwa menyapa adalah senjata manusia beriman «الدعاء سلاح المؤمن». Satu pernyataan yang diabadikan oleh Madonna melalui Like a Prayer.

Saat waktu membentang, interaksi dengan Uus bisa jadi berkurang. Walau begitu, rekaman kebersamaan selalu memberi rasa senang. Bercengkerama dengan Uus adalah pengalaman istimwa, kenangan yang bisa member rasa gembira. Satu perjumpaan fenomenal, meski relasi di dalamnya mungkin tidak kekal.

K.Ah.Kl.261250.38.170917.02:53
Adib Rifqi Setiawan; Adib; Rifqi; Setiawan; AdibRS; Adib RS; ARS; Alobatnic; RMadhila; Scholaristi; Santri Scholar; Santri; Scholar; Santri Scholar Society; 투애니원; 2NE1; 블랙잭; Blackjack; Kirana ♈ Azalea; Kirana Azalea; 박봄; Park Bom; 박; 봄; Park; Bom; haroobomkum; 박산다라; Park San-da-ra; Sandara Park; 산다라; Sandara; Dara; krungy; 이채린; Lee Chae-lin; 이; Lee; 채린; Chaelin; CL; chaelinCL; 24 March 1984; 12 November 1984; 26 February 1991; 26 March 1994; Marmus; Pelantan; Godly Nationalism; Itz Spring Voice; Into the Unknown; q; Kecakapan Ilmiah — A Brief Ideas of Easy Pieces; Kecakapan Ilmiah; A Brief Ideas of Easy Pieces; Scientific Literacy; Laila Fariha Zein; Laila; Fariha; Zein; Laila Fariha; Fariha Zein; Laila Zein; LA; Risalah Sampah;